Kerajaan Majapahit merupakan salah satu kerajaan besar di Indonesia pada masa lalu. Kerajaan ini berdiri pada abad ke-13 dan berakhir pada abad ke-16. Pada masa kejayaannya, Majapahit berhasil menguasai sebagian besar wilayah Nusantara dan bahkan sampai ke Filipina.
Namun, di balik kejayaannya tersebut, terjadi konflik dan perang saudara yang cukup serius di dalam kerajaan Majapahit. Perang ini dikenal dengan nama Perang Paregreg. Perang ini terjadi pada masa pemerintahan Raja Jayanegara, putra dari Raja Tribhuwanatunggadewi, yang merupakan raja terakhir dari Dinasti Singosari.
Latar Belakang Terjadinya Perang Paregreg
Perang Paregreg terjadi karena adanya konflik di antara para pejabat kerajaan yang ingin memperebutkan kekuasaan di dalam kerajaan Majapahit. Konflik ini semakin memanas ketika Raja Jayanegara menjadi raja Majapahit pada tahun 1309 Masehi.
Raja Jayanegara dikenal sebagai raja yang lemah dan tidak mampu memimpin kerajaan dengan baik. Ia lebih banyak menghabiskan waktu untuk kegiatan yang tidak bermanfaat, seperti berpesta dan berfoya-foya dengan wanita. Hal ini membuat para pejabat merasa tidak puas dengan kepemimpinan Raja Jayanegara.
Para pejabat yang tidak puas dengan kepemimpinan Raja Jayanegara kemudian memutuskan untuk membangun kekuatan sendiri di dalam kerajaan. Mereka membentuk kelompok-kelompok kecil yang saling bersaing untuk memperebutkan kekuasaan di dalam kerajaan Majapahit.
Kelompok Paregreg dan Kelompok Bhre Wirabhumi
Dalam perang paregreg, terdapat dua kelompok yang saling bertikai. Kelompok pertama adalah kelompok Paregreg yang dipimpin oleh Tumapel. Kelompok ini terdiri dari para bangsawan yang merasa tidak puas dengan kepemimpinan Raja Jayanegara.
Sedangkan kelompok kedua adalah kelompok Bhre Wirabhumi yang dipimpin oleh Mahapati. Kelompok ini terdiri dari para pejabat tinggi yang masih setia kepada Raja Jayanegara. Mereka ingin menjaga keutuhan kerajaan Majapahit dan tidak ingin terjadi perpecahan di dalam kerajaan.
Perang Paregreg
Perang paregreg kemudian pecah pada tahun 1319 Masehi. Kelompok Paregreg menyerang istana dan membunuh Raja Jayanegara. Mereka juga membunuh banyak pejabat yang masih setia kepada Raja Jayanegara.
Kelompok Bhre Wirabhumi kemudian membalas serangan tersebut dengan menyerang kelompok Paregreg. Perang antara kedua kelompok ini berlangsung cukup sengit dan memakan banyak korban jiwa.
Penangkapan Tumapel dan Mahapati
Setelah perang paregreg selesai, kelompok Bhre Wirabhumi berhasil menguasai kerajaan. Tumapel, pemimpin kelompok Paregreg, berhasil ditangkap dan dihukum mati.
Sedangkan Mahapati, pemimpin kelompok Bhre Wirabhumi, juga tidak luput dari hukuman. Ia diasingkan ke daerah Sulawesi dan kemudian meninggal di sana.
Akibat Perang Paregreg
Perang paregreg menyebabkan kerajaan Majapahit mengalami keruntuhan. Konflik di antara para pejabat kerajaan terus berlanjut dan membuat kerajaan semakin lemah. Hal ini memudahkan kerajaan-kerajaan lain untuk menyerang dan menguasai wilayah-wilayah di bawah kekuasaan Majapahit.
Perang paregreg juga mengakibatkan adanya perubahan dalam sistem pemerintahan Majapahit. Setelah perang berakhir, kelompok Bhre Wirabhumi membentuk sistem pemerintahan baru yang disebut sebagai Sistem Hukum Gajah Mada.
Kesimpulan
Perang paregreg merupakan perang saudara yang terjadi di dalam kerajaan Majapahit. Perang ini terjadi karena adanya konflik di antara para pejabat kerajaan yang ingin memperebutkan kekuasaan di dalam kerajaan. Perang paregreg menyebabkan kerajaan Majapahit mengalami keruntuhan dan mengakibatkan adanya perubahan dalam sistem pemerintahan Majapahit.