Indonesia dan Filipina adalah dua negara tetangga yang memiliki banyak kesamaan, salah satunya adalah ancaman terorisme yang terus mengintai kedua negara tersebut. Namun, kini kedua negara tersebut berusaha untuk meningkatkan kerja sama dalam pemberantasan terorisme.
Kerja Sama Antara Indonesia dan Filipina
Pada pertengahan tahun 2017, Presiden Indonesia Joko Widodo dan Presiden Filipina Rodrigo Duterte melakukan pertemuan di Jakarta untuk membahas berbagai isu bilateral, termasuk pemberantasan terorisme. Kedua negara sepakat untuk meningkatkan kerja sama dalam hal ini.
Salah satu bentuk kerja sama yang dilakukan adalah pertukaran informasi intelijen antara kedua negara. Hal ini penting karena serangan terorisme tidak mengenal batas negara. Informasi intelijen yang akurat dan cepat dapat membantu mencegah terjadinya serangan terorisme di kedua negara.
Selain itu, kedua negara juga berkomitmen untuk mengintensifkan patroli bersama di wilayah perbatasan. Hal ini bertujuan untuk mencegah kelompok teroris yang mencoba melintasi perbatasan untuk melakukan aksinya di kedua negara.
Aksi Terorisme di Indonesia dan Filipina
Tentu saja, kerja sama dalam pemberantasan terorisme ini bukan tanpa alasan. Baik Indonesia maupun Filipina pernah menjadi sasaran serangan terorisme yang mematikan.
Indonesia pernah mengalami serangan terorisme yang paling mematikan pada tahun 2002, ketika bom meledak di Bali dan menewaskan 202 orang. Sejak saat itu, Indonesia terus berusaha untuk meningkatkan kewaspadaan dan kerja sama internasional dalam pemberantasan terorisme.
Sementara itu, Filipina juga mengalami serangan terorisme yang mematikan. Pada Januari 2019, bom mobil meledak di kota Jolo, Filipina Selatan dan menewaskan 20 orang. Kelompok Abu Sayyaf yang terkait dengan ISIS diketahui bertanggung jawab atas serangan tersebut.
Tantangan dalam Pemberantasan Terorisme
Meskipun Indonesia dan Filipina telah berusaha meningkatkan kerja sama dalam pemberantasan terorisme, namun tantangan dalam hal ini masih sangat besar. Kelompok teroris tidak hanya aktif di kedua negara ini, tapi juga di negara-negara lain di Asia Tenggara.
Selain itu, kelompok teroris juga terus mengembangkan cara-cara baru untuk melakukan serangan. Misalnya saja, serangan terorisme menggunakan drone yang dilengkapi dengan bahan peledak.
Kesimpulan
Indonesia dan Filipina berada di tengah-tengah ancaman terorisme yang sangat serius. Namun, kedua negara tersebut berusaha untuk meningkatkan kerja sama dalam pemberantasan terorisme dengan cara pertukaran informasi intelijen dan patroli bersama di wilayah perbatasan.
Meskipun tantangan dalam hal ini masih besar, namun upaya untuk mencegah terjadinya serangan terorisme harus terus dilakukan. Sebab, serangan terorisme tidak hanya mengancam keamanan kedua negara tersebut, tapi juga keamanan dunia internasional.