Pantun merupakan salah satu bentuk puisi lama yang masih populer di kalangan masyarakat Indonesia. Pantun dikenal dengan bait-bait yang berirama dan bersajak. Pantun juga bisa dibagi menjadi berbagai jenis, salah satunya adalah pantun jenaka. Pantun jenaka biasanya dibuat dengan tujuan untuk menghibur dan mengocok perut orang yang mendengarkannya. Nah, di sini kami akan memberikan contoh pantun jenaka Brainly yang bisa menjadi referensi bagi kamu yang ingin mengasah kreativitas dalam membuat pantun.
1. “Tumben di kelas kamu diam, apa kamu lagi merenung?”
“Bukan, bukan. Aku sedang memikirkan ujian besok, bagaimana agar nilainya tidak merosot.”
Pantun jenaka ini menggambarkan seorang siswa yang diam dan kelihatan sedang merenung di kelas. Namun, ternyata yang dipikirkannya bukan hal-hal yang berat, melainkan soal ujian yang akan dihadapinya. Pantun ini cukup menghibur dan bisa menjadi bahan tertawaan di antara teman-teman.
2. “Saya senang makan mie, tapi harus yang pake bumbu rahasia. Kamu suka juga?”
“Kalau saya sih enggak. Saya lebih suka makan nasi saja.”
Pantun jenaka kedua ini menggambarkan seorang yang suka makan mie. Namun, dia harus memilih mie yang pake bumbu rahasia. Pantun ini cukup lucu karena terkesan misterius. Apalagi kalau kamu bisa memberikan ending yang mengejutkan. Misalnya, mie yang dimaksud adalah mie instan yang dimasak sendiri di rumah.
3. “Aku punya ayam yang bisa bicara, tapi hanya bisa ngomong satu kata. Apa itu?”
“Apa dong?”
“Ayam.”
Pantun jenaka ketiga ini cukup sederhana dan mudah dipahami. Namun, karena terkesan absurd dan tidak terduga, pantun ini bisa bikin orang lain tertawa. Ini adalah contoh pantun jenaka Brainly yang cukup klasik dan bisa ditemukan di mana-mana. Namun, kalau kamu bisa memvariasikannya dengan kata-kata yang lebih lucu dan menarik, pasti akan lebih baik lagi.
4. “Kamu tahu nggak, kenapa kepiting jalan ke samping?”
“Nggak tahu dong. Kenapa?”
“Karena kalau dia jalan ke depan, dia akan jadi nasi goreng.”
Pantun jenaka keempat ini cukup kreatif dan lucu. Menggambarkan kepiting yang jalan ke samping agar tidak jadi nasi goreng. Pantun ini cukup unik karena menggabungkan elemen-elemen yang biasanya tidak ada hubungannya.
5. “Aku punya cincin yang bisa ngomong, tapi hanya pada orang yang jujur. Kamu bisa dengar apa yang dia katakan?”
“Apa yang dia katakan?”
“Dia bilang, ‘Tolong lepaskan aku dari jari kamu yang gemuk itu!’”
Pantun jenaka kelima ini cukup mengejutkan dan bikin ngakak. Menggambarkan cincin yang bisa ngomong dan meminta untuk dilepaskan dari jari yang gemuk. Pantun ini juga bisa dijadikan referensi untuk mengajak orang lain berolahraga agar jari tidak gemuk.
6. “Apa bedanya anjing dan kucing? Kucing suka tidur, kalau anjing suka…?”
“Suka apa dong?”
“Suka-suka kamu.”
Pantun jenaka keenam ini cukup simpel dan lucu. Menggambarkan perbedaan antara anjing dan kucing. Pantun ini juga bisa dijadikan referensi untuk menjawab pertanyaan konyol lainnya.
7. “Aku punya baju yang bisa bikin kamu kaya. Tapi sayangnya, baju itu cuma buat orang yang…?”
“Yang gimana?”
“Yang punya perut buncit.”
Pantun jenaka ketujuh ini cukup kreatif dan lucu. Menggambarkan baju yang bisa bikin orang kaya, tapi cuma buat orang yang punya perut buncit. Pantun ini bisa dijadikan referensi untuk mengajak orang lain berolahraga agar tidak punya perut buncit.
8. “Apa bedanya burung dan ikan? Burung punya sayap, kalau ikan punya…?”
“Sirip?”
“Nggak. Ikan punya harga yang lebih mahal di restoran.”
Pantun jenaka kedelapan ini cukup lucu karena menggambarkan perbedaan antara burung dan ikan yang tidak relevan. Tapi ending dari pantun ini cukup mengejutkan dan bikin ngakak.
9. “Aku suka makan nasi goreng, tapi sayangnya nasi goreng nggak suka sama aku. Kenapa ya?”
“Nggak tahu dong. Kenapa?”
“Karena aku nggak pernah bisa bikin nasi goreng yang enak.”
Pantun jenaka kesembilan ini cukup lucu karena menggambarkan seseorang yang suka makan nasi goreng tapi nggak bisa bikin nasi goreng yang enak. Ini bisa dijadikan referensi untuk mengajak orang lain belajar memasak nasi goreng.
10. “Kamu tahu nggak, kenapa orang suka makan sate?”
“Kenapa?”
“Karena kalau makan nasi goreng, harus pake sendok dan garpu. Kalau makan sate, bisa pake tangan.”
Pantun jenaka kesepuluh ini cukup sederhana dan lucu. Menggambarkan alasan orang suka makan sate karena bisa pake tangan. Pantun ini juga bisa dijadikan referensi untuk mengajak orang lain makan sate.
11. “Aku suka kelapa muda, tapi sayangnya kelapa muda nggak suka sama aku. Kenapa ya?”
“Nggak tahu dong. Kenapa?”
“Karena aku terlalu manis.”
Pantun jenaka kesebelas ini cukup lucu karena menggambarkan seseorang yang suka kelapa muda tapi kelapa muda nggak suka sama dia karena terlalu manis. Ini bisa dijadikan referensi untuk mengajak orang lain makan kelapa muda.
12. “Apa bedanya kucing dan tikus? Kucing suka minum susu, kalau tikus suka…?”
“Suka apa dong?”
“Suka-suka kamu.”
Pantun jenaka keduabelas ini cukup simpel dan lucu. Menggambarkan perbedaan antara kucing dan tikus. Pantun ini juga bisa dijadikan referensi untuk menjawab pertanyaan konyol lainnya.
13. “Aku suka makan bakso, tapi sayangnya bakso nggak suka sama aku. Kenapa ya?”
“Nggak tahu dong. Kenapa?”
“Karena aku nggak pernah bisa makan bakso yang kecil-kecil.”
Pantun jenaka ketigabelas ini cukup lucu karena menggambarkan seseorang yang suka makan bakso tapi nggak bisa makan bakso yang kecil-kecil. Ini bisa dijadikan referensi untuk mengajak orang lain makan bakso.
14. “Apa bedanya kuda dan sapi? Kuda punya kaki empat, kalau sapi punya…?”
“Sapi juga punya kaki empat dong.”
“Oh iya ya. Lupa.”
Pantun jenaka keempatbelas ini cukup lucu karena menggambarkan perbedaan antara kuda dan sapi yang sebenarnya tidak ada. Pantun ini juga bisa dijadikan referensi untuk menjawab pertanyaan konyol lainnya.
15. “Aku suka makan martabak, tapi sayangnya martabak nggak suka sama aku. Kenapa ya?”
“Nggak tahu dong. Kenapa?”
“Karena aku nggak pernah bisa makan martabak yang satu biji.”
Pantun jenaka kelimabelas ini cukup lucu karena menggambarkan seseorang yang suka makan martabak tapi nggak bisa makan martabak yang satu biji. Ini bisa dijadikan referensi untuk mengajak orang lain makan martabak.
16. “Apa bedanya kuda dan kambing? Kuda punya kaki empat, kalau kambing punya…?”
“Suka ngomong bahasa apa nih?”
“Bahasa Indonesia dong.”
Pantun jenaka keenambelas ini cukup lucu karena menggambarkan perbedaan antara kuda dan kambing yang sebenarnya tidak ada. Ending dari pantun ini cukup mengejutkan dan bikin ngakak.
17. “Aku suka makan soto, tapi sayangnya soto nggak suka sama aku. Kenapa ya?”
“Nggak tahu dong. Kenapa?”
“Karena aku nggak pernah bisa makan soto tanpa kecap.”
Pantun jenaka ketujuhbelas ini cukup lucu karena menggambarkan seseorang yang suka makan soto tapi nggak bisa makan soto tanpa kecap. Ini bisa dijadikan referensi untuk mengajak orang lain makan soto.
18. “Apa bedanya ayam dan bebek? Ayam punya sayap, kalau bebek punya…?”
“Sirip?”
“Bukan. Bebek punya daging yang lebih enak.”
Pantun jenaka kedelapanbelas ini cukup lucu karena menggambarkan perbedaan antara ayam dan bebek yang tidak relevan. Ending dari pantun ini cukup mengejutkan dan bikin ngakak.
19. “Aku suka makan pizza, tapi sayangnya pizza nggak suka sama aku. Kenapa ya?”
“Nggak tahu dong. Kenapa?”
“Karena aku nggak pernah bisa makan pizza yang nggak pake keju.”
Pantun jenaka kesembilanbelas ini cukup lucu karena menggambarkan seseorang yang suka makan pizza tapi nggak bisa makan pizza yang nggak pake keju. Ini bisa dijadikan referensi untuk mengajak orang lain makan pizza.
20. “Apa bedanya burung dan kuda? Burung bisa terbang, kalau kuda bisa…?”
“Lari dong.”
“Iya, tapi kuda juga bisa dijadiin sate.”
Pantun jenaka kedua puluh ini cukup mengejutkan dan bikin ngakak. Menggambarkan perbedaan antara burung dan kuda yang tidak relevan. Ending dari pantun ini cukup kreatif dan bisa bikin orang lain terkejut.
21. “Aku suka makan nasi padang, tapi sayangnya nasi padang nggak suka sama aku. Kenapa ya?”
“Nggak tahu dong. Kenapa?”
“Karena aku nggak pernah bisa makan nasi padang tanpa sambal.”
Pantun jenaka keduapuluh satu