Kurikulum Merdeka merupakan sebuah sistem pendidikan baru yang diterapkan di Indonesia. Sistem ini berbeda dengan sistem pendidikan konvensional yang sudah ada sebelumnya. Salah satu hal yang membedakan Kurikulum Merdeka dengan sistem pendidikan konvensional adalah proses asesmen yang digunakan.
Apa itu Proses Asesmen?
Proses asesmen adalah suatu cara untuk mengukur kemampuan seseorang dalam memahami suatu materi atau pelajaran. Proses ini dapat dilakukan dengan berbagai macam metode, seperti tes tertulis, tes lisan, wawancara, atau observasi. Tujuan dari proses asesmen adalah untuk mengetahui sejauh mana kemampuan siswa dalam memahami pelajaran yang diberikan.
Proses Asesmen dalam Kurikulum Merdeka
Dalam Kurikulum Merdeka, proses asesmen berbeda dengan sistem pendidikan konvensional. Proses asesmen dalam Kurikulum Merdeka lebih menekankan pada aspek keterampilan dan sikap daripada pengetahuan. Oleh karena itu, proses asesmen dalam Kurikulum Merdeka lebih berfokus pada pengembangan sikap dan keterampilan siswa.
Proses asesmen dalam Kurikulum Merdeka terdiri dari tiga tahap, yaitu:
1. Asesmen Formatif
Asesmen formatif adalah proses asesmen yang dilakukan secara berkala selama pembelajaran berlangsung. Tujuannya adalah untuk memberikan umpan balik kepada siswa sehingga mereka dapat memperbaiki dan meningkatkan kemampuan mereka dalam memahami pelajaran. Asesmen formatif dilakukan melalui berbagai macam metode, seperti tes, tugas, dan proyek.
2. Asesmen Sumatif
Asesmen sumatif adalah proses asesmen yang dilakukan pada akhir pembelajaran. Tujuannya adalah untuk mengetahui sejauh mana kemampuan siswa dalam memahami pelajaran yang telah diberikan. Asesmen sumatif dilakukan melalui tes akhir atau ujian akhir.
3. Asesmen Portofolio
Asesmen portofolio adalah proses asesmen yang dilakukan dengan mengumpulkan karya siswa, seperti tugas, proyek, atau karya seni. Tujuannya adalah untuk mengetahui perkembangan siswa dari waktu ke waktu dan kemampuan mereka dalam menghasilkan karya-karya yang baik.
Kelebihan Proses Asesmen dalam Kurikulum Merdeka
Proses asesmen dalam Kurikulum Merdeka memiliki beberapa kelebihan dibandingkan dengan sistem pendidikan konvensional, yaitu:
1. Lebih Menekankan pada Keterampilan dan Sikap
Proses asesmen dalam Kurikulum Merdeka lebih menekankan pada keterampilan dan sikap daripada pengetahuan. Hal ini membuat siswa lebih terbiasa dengan situasi dunia nyata yang lebih menuntut keterampilan dan sikap yang baik.
2. Memberikan Umpan Balik yang Lebih Baik
Proses asesmen dalam Kurikulum Merdeka dilakukan secara berkala, sehingga siswa dapat menerima umpan balik yang lebih baik dan dapat memperbaiki kemampuan mereka secara bertahap.
3. Mendorong Siswa untuk Berpikir Kritis
Proses asesmen dalam Kurikulum Merdeka mendorong siswa untuk berpikir kritis dan kreatif dalam menyelesaikan tugas dan proyek yang diberikan. Hal ini membuat siswa lebih terbiasa dengan situasi dunia nyata yang lebih menuntut keterampilan berpikir kritis dan kreatif.
Kesimpulan
Proses asesmen merupakan suatu cara untuk mengukur kemampuan siswa dalam memahami pelajaran yang diberikan. Dalam Kurikulum Merdeka, proses asesmen lebih menekankan pada aspek keterampilan dan sikap daripada pengetahuan. Proses asesmen dalam Kurikulum Merdeka terdiri dari tiga tahap, yaitu asesmen formatif, asesmen sumatif, dan asesmen portofolio. Proses asesmen dalam Kurikulum Merdeka memiliki beberapa kelebihan dibandingkan dengan sistem pendidikan konvensional, yaitu lebih menekankan pada keterampilan dan sikap, memberikan umpan balik yang lebih baik, dan mendorong siswa untuk berpikir kritis.