Litosfer adalah lapisan terluar dari bumi yang meliputi kulit bumi dan bagian atas mantel bumi. Lapisan ini sangat penting karena menjadi tempat tinggal semua makhluk hidup di bumi. Litosfer secara umum terbagi menjadi dua, yaitu litosfer samudera dan litosfer benua. Pada artikel ini akan dijelaskan mengenai kedua jenis litosfer tersebut.
Litosfer Samudera
Litosfer samudera terdiri dari kerak samudera dan sedikit bagian atas mantel bumi di bawahnya. Kerak samudera memiliki ketebalan sekitar 5-10 kilometer dan terdiri dari batuan beku dan sedimen laut. Kerak samudera terbentuk dari proses vulkanisme yang terjadi di dasar laut.
Bagian atas mantel bumi di bawah kerak samudera disebut sebagai astenosfer. Astenosfer memiliki sifat yang kental dan mampu mengalir. Hal ini memungkinkan terjadinya pergerakan lempeng di bawah laut. Pergerakan lempeng ini menjadi penyebab terjadinya gempa bumi dan vulkanisme di dasar laut.
Litosfer Benua
Litosfer benua terdiri dari kerak benua dan sedikit bagian atas mantel bumi di bawahnya. Kerak benua memiliki ketebalan rata-rata sekitar 30-35 kilometer dan terdiri dari batuan beku, sedimen, dan batuan metamorf. Kerak benua terbentuk dari proses tektonik yang terjadi akibat pergerakan lempeng bumi.
Bagian atas mantel bumi di bawah kerak benua disebut sebagai litosferik kontinental. Litosferik kontinental memiliki ketebalan sekitar 100-150 kilometer dan memiliki sifat yang lebih kaku dibandingkan astenosfer. Sifat ini memungkinkan kerak benua untuk terangkat dan membentuk pegunungan.
Perbedaan Litosfer Samudera dan Benua
Perbedaan utama antara litosfer samudera dan benua terletak pada jenis batuan yang membentuknya. Kerak samudera terbentuk dari batuan beku dan sedimen laut, sedangkan kerak benua terbentuk dari batuan beku, sedimen, dan batuan metamorf.
Selain itu, litosfer samudera cenderung lebih tipis dibandingkan litosfer benua. Ketebalan kerak samudera hanya sekitar 5-10 kilometer, sedangkan ketebalan kerak benua mencapai 30-35 kilometer. Hal ini disebabkan oleh perbedaan proses pembentukan kedua jenis litosfer tersebut.
Perbedaan lainnya terletak pada sifat litosferik kontinental dan astenosfer. Litosferik kontinental lebih kaku dibandingkan astenosfer, sehingga kerak benua lebih sulit untuk terpecahkan. Sementara itu, astenosfer lebih kental dan mampu mengalir, memungkinkan terjadinya pergerakan lempeng di bawah laut.
Aplikasi Litosfer dalam Kehidupan Sehari-hari
Litosfer memiliki peran yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari. Salah satu contohnya adalah sebagai tempat tumbuhnya tanaman dan hewan. Tanah yang terbentuk dari proses pelapukan batuan litosfer memberikan nutrisi bagi tumbuhan dan menjadi tempat hidup bagi hewan.
Selain itu, litosfer juga memiliki potensi sumber daya alam yang sangat besar. Batuan dan mineral yang terdapat di litosfer dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku untuk industri dan sebagai sumber energi. Contohnya adalah batu bara, minyak bumi, dan gas alam yang berasal dari litosfer benua dan samudera.
Kesimpulan
Litosfer secara umum terbagi menjadi dua, yaitu litosfer samudera dan litosfer benua. Litosfer samudera terdiri dari kerak samudera dan sedikit bagian atas mantel bumi di bawahnya, sedangkan litosfer benua terdiri dari kerak benua dan sedikit bagian atas mantel bumi di bawahnya. Perbedaan utama antara kedua jenis litosfer tersebut terletak pada jenis batuan yang membentuknya dan sifat litosferik kontinental dan astenosfer. Litosfer memiliki peran yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari dan memiliki potensi sumber daya alam yang besar.