Neraca pembayaran merupakan salah satu indikator penting dalam mengetahui kesehatan ekonomi suatu negara. Neraca pembayaran suatu negara mencerminkan jumlah seluruh transaksi ekonomi yang terjadi antara suatu negara dengan negara lain dalam jangka waktu tertentu.
Salah satu faktor yang mempengaruhi neraca pembayaran suatu negara adalah transaksi perdagangan internasional. Jika suatu negara memiliki ekspor yang lebih besar dari impor, maka neraca pembayaran suatu negara akan mengalami surplus. Sebaliknya, jika impor lebih besar dari ekspor, maka neraca pembayaran akan mengalami defisit.
Berikut adalah beberapa faktor lain yang mempengaruhi neraca pembayaran suatu negara:
1. Investasi Asing
Investasi asing dapat mempengaruhi neraca pembayaran suatu negara. Jika suatu negara menerima banyak investasi asing, maka neraca pembayaran akan mengalami surplus. Namun, jika investasi asing berkurang, maka neraca pembayaran akan mengalami defisit.
2. Jasa
Transaksi jasa seperti pariwisata, transportasi, dan jasa keuangan juga dapat mempengaruhi neraca pembayaran suatu negara. Jika suatu negara menerima banyak turis atau ekspor jasa ke luar negeri, maka neraca pembayaran akan mengalami surplus. Sebaliknya, jika impor jasa lebih besar dari ekspor jasa, maka neraca pembayaran akan mengalami defisit.
3. Transfer Pembayaran
Transfer pembayaran merupakan transaksi uang yang dilakukan antara individu atau perusahaan di suatu negara dengan individu atau perusahaan di negara lain. Misalnya, remitansi dari tenaga kerja migran atau bantuan kemanusiaan. Jika transfer pembayaran masuk lebih besar dari transfer pembayaran keluar, maka neraca pembayaran suatu negara akan mengalami surplus. Sebaliknya, jika transfer pembayaran keluar lebih besar dari masuk, maka neraca pembayaran akan mengalami defisit.
Kriteria Neraca Pembayaran yang Seimbang
Sebuah neraca pembayaran dikatakan seimbang jika jumlah nilai ekspor sama dengan nilai impor. Namun, dalam praktiknya, neraca pembayaran yang seimbang tidak selalu terjadi. Oleh karena itu, terdapat kriteria-kriteria yang dapat digunakan untuk menilai apakah neraca pembayaran suatu negara dapat dikatakan seimbang atau tidak, yaitu:
1. Current Account Balance
Current Account Balance (CAB) adalah selisih antara ekspor dan impor barang, jasa, dan transfer pembayaran. Jika CAB bernilai positif, maka neraca pembayaran suatu negara mengalami surplus. Sebaliknya, jika CAB bernilai negatif, maka neraca pembayaran suatu negara mengalami defisit.
2. Capital Account Balance
Capital Account Balance (KAB) adalah selisih antara arus masuk dan keluar investasi asing di suatu negara. Jika KAB bernilai positif, maka neraca pembayaran suatu negara mengalami surplus. Sebaliknya, jika KAB bernilai negatif, maka neraca pembayaran suatu negara mengalami defisit.
3. Overall Balance
Overall Balance (OB) adalah selisih antara CAB dan KAB. Jika OB bernilai positif, maka neraca pembayaran suatu negara mengalami surplus. Sebaliknya, jika OB bernilai negatif, maka neraca pembayaran suatu negara mengalami defisit.
Penutup
Dalam kesimpulannya, neraca pembayaran suatu negara dikatakan seimbang jika jumlah nilai ekspor sama dengan nilai impor. Namun, dalam praktiknya, neraca pembayaran yang seimbang tidak selalu terjadi. Oleh karena itu, terdapat kriteria-kriteria yang dapat digunakan untuk menilai apakah neraca pembayaran suatu negara dapat dikatakan seimbang atau tidak, yaitu Current Account Balance, Capital Account Balance, dan Overall Balance.