Mungkin banyak di antara kita yang pernah mengalami proses seleksi kerja atau magang. Salah satu tahap yang harus dilalui adalah mengirimkan CV atau curriculum vitae. Namun, tahukah Anda bahwa dalam pembagian CV, banyak perusahaan atau instansi yang menggunakan sistem fase daripada kelas?
Apa itu Sistem Fase?
Sistem fase merupakan metode pembagian CV berdasarkan tahap seleksi. Misalnya, pada tahap pertama seleksi, CV yang masuk akan dilihat dan diseleksi oleh pihak HRD atau panitia seleksi. CV yang lolos seleksi tahap pertama akan masuk ke tahap seleksi berikutnya. Begitu seterusnya hingga tahap akhir.
Apa Bedanya dengan Pembagian CV Berdasarkan Kelas?
Pembagian CV berdasarkan kelas merupakan metode pembagian CV berdasarkan kualifikasi pendidikan atau pengalaman kerja. Misalnya, bagi perusahaan yang membutuhkan karyawan dengan pendidikan S1, CV yang masuk akan dibagi berdasarkan lulusan S1 dan lulusan D3 atau SMK. Begitu juga dengan pengalaman kerja, CV akan dibagi berdasarkan jumlah tahun pengalaman kerja.
Mengapa Lebih Menggunakan Sistem Fase?
Ada beberapa alasan mengapa perusahaan atau instansi lebih memilih menggunakan sistem fase daripada kelas:
- Lebih obyektif
- Lebih fleksibel
- Lebih efektif
- Lebih hemat waktu dan biaya
Dalam pembagian CV berdasarkan kelas, terkadang terjadi kesalahan dalam pemberian kelas. Misalnya, ada lulusan D3 yang lebih berkualitas daripada lulusan S1. Dengan menggunakan sistem fase, setiap CV akan dinilai secara obyektif dan lebih fair.
Pembagian CV berdasarkan kelas terkadang membuat perusahaan atau instansi melewatkan kandidat yang berpotensi. Dalam sistem fase, setiap CV akan dinilai secara menyeluruh pada setiap tahap seleksi, sehingga kandidat yang berpotensi tidak terlewatkan.
Dalam sistem fase, perusahaan atau instansi dapat menyaring CV yang tidak sesuai dengan kriteria yang dibutuhkan pada tahap awal seleksi. Hal ini membuat proses seleksi menjadi lebih efektif dan efisien.
Dalam pembagian CV berdasarkan kelas, perusahaan atau instansi harus memeriksa setiap CV yang masuk untuk memastikan kelas pendidikan atau pengalaman kerja. Hal ini membutuhkan waktu dan biaya yang lebih banyak. Dalam sistem fase, perusahaan atau instansi hanya perlu memeriksa CV pada setiap tahap seleksi, sehingga lebih hemat waktu dan biaya.
Bagaimana Cara Menyiapkan CV yang Baik?
Tahap seleksi pertama dalam pembagian CV adalah memeriksa CV yang masuk. Oleh karena itu, sangat penting untuk menyiapkan CV yang baik dan sesuai dengan kriteria yang dibutuhkan. Berikut adalah tips menyiapkan CV yang baik:
- Perhatikan format CV
- Perhatikan isi CV
- Perhatikan tata bahasa dan ejaan
- Perhatikan pengalaman kerja
- Perhatikan referensi
Pilih format CV yang rapi dan mudah dibaca. Hindari menggunakan format CV yang terlalu berlebihan atau berwarna-warni.
Isi CV harus jelas dan terstruktur dengan baik. Tuliskan informasi secara singkat dan padat. Hindari menuliskan informasi yang tidak relevan dengan kriteria yang dibutuhkan.
Perhatikan tata bahasa dan ejaan yang baik dan benar. Hindari kesalahan tata bahasa dan ejaan yang dapat membuat CV terlihat kurang profesional.
Tuliskan pengalaman kerja yang relevan dengan kriteria yang dibutuhkan. Jika belum memiliki pengalaman kerja, tuliskan kegiatan atau prestasi yang pernah diraih.
Jika diminta, berikan referensi yang dapat memberikan rekomendasi yang baik tentang diri Anda. Pilih referensi yang sesuai dengan kriteria yang dibutuhkan.
Kesimpulan
Dalam pembagian CV, sistem fase lebih banyak digunakan karena lebih obyektif, fleksibel, efektif, dan hemat waktu dan biaya. Oleh karena itu, sangat penting untuk menyiapkan CV yang baik dan sesuai dengan kriteria yang dibutuhkan pada tahap seleksi pertama. Dengan menyiapkan CV yang baik, peluang untuk lolos seleksi akan semakin besar.
