Majas adalah suatu gaya bahasa yang digunakan untuk memperindah atau memperkuat suatu kalimat atau kata. Ada banyak macam-macam majas yang bisa dipelajari dan digunakan dalam sebuah tulisan atau percakapan. Dalam artikel ini, kita akan membahas macam-macam majas beserta contohnya.
1. Majas Alusio
Majas alusio adalah suatu majas yang menggunakan perbandingan atau analogi untuk menguatkan suatu kalimat. Contohnya adalah:
“Cinta adalah api yang menyala-nyala di dalam dada.”
Majas ini mengungkapkan bahwa cinta adalah seperti api yang menyala-nyala di dalam dada, yang artinya cinta itu sangat kuat dan intens.
2. Majas Personifikasi
Majas personifikasi adalah suatu majas yang memberikan sifat manusia pada benda mati atau hewan. Contohnya adalah:
“Bunga itu tersenyum manis padaku.”
Dalam kalimat ini, bunga diberikan sifat manusia yaitu bisa tersenyum manis.
3. Majas Simile
Majas simile adalah suatu majas yang menggunakan perbandingan secara eksplisit dengan menggunakan kata “seperti” atau “bagai”. Contohnya adalah:
“Matanya hitam seperti arang.”
Majas ini mengungkapkan bahwa matanya sangat gelap hitam, seperti warna arang.
4. Majas Metafora
Majas metafora adalah suatu majas yang menggunakan perbandingan secara tersirat dan tidak menggunakan kata “seperti” atau “bagai”. Contohnya adalah:
“Dia adalah harimau di tempat kerjanya.”
Majas ini mengungkapkan bahwa orang yang dimaksud sangat kuat dan berkuasa, seperti harimau yang menjadi raja hutan.
5. Majas Eufemisme
Majas eufemisme adalah suatu majas yang digunakan untuk menyembunyikan atau memperhalus suatu ungkapan yang kasar atau tidak pantas. Contohnya adalah:
“Dia telah berpulang ke rahmatullah.”
Majas ini digunakan untuk mengatakan bahwa orang tersebut telah meninggal dunia, dengan cara yang lebih halus.
6. Majas Ironi
Majas ironi adalah suatu majas yang digunakan untuk mengungkapkan suatu hal dengan cara yang bertentangan dengan makna sebenarnya. Contohnya adalah:
“Kamu benar-benar pintar, kamu lupa menutup botol minuman.”
Majas ini mengungkapkan bahwa meskipun orang tersebut pintar, tetapi ia lupa menutup botol minuman. Artinya, orang yang pintar seharusnya tidak melakukan kesalahan seperti itu.
7. Majas Litotes
Majas litotes adalah suatu majas yang digunakan untuk mengungkapkan suatu hal dengan cara merendahkan atau mengecilkan arti kata tersebut. Contohnya adalah:
“Pulau ini tidak jelek.”
Majas ini mengungkapkan bahwa pulau tersebut sebenarnya bagus, tetapi hanya diungkapkan dengan cara merendahkan atau mengecilkan arti kata tersebut.
8. Majas Pleonasme
Majas pleonasme adalah suatu majas yang digunakan untuk mengulang kata atau frasa yang sama, sehingga terkesan berlebihan. Contohnya adalah:
“Dia membeli sepatu merah merah.”
Majas ini mengulang kata “merah” dua kali, sehingga terkesan berlebihan atau tidak perlu.
9. Majas Hipotaksis
Majas hipotaksis adalah suatu majas yang digunakan untuk mengungkapkan suatu kalimat yang rumit dan panjang, dengan menggunakan kata penghubung seperti “karena”, “sebab”, “jika”, dan sebagainya. Contohnya adalah:
“Karena hujan turun secara deras, maka saya tidak bisa pergi ke kampus.”
Majas ini mengungkapkan bahwa karena hujan turun secara deras, maka orang tersebut tidak bisa pergi ke kampus.
10. Majas Paralelisme
Majas paralelisme adalah suatu majas yang digunakan untuk mengungkapkan suatu kalimat dengan menggunakan pola yang sama atau berulang-ulang. Contohnya adalah:
“Senyummu adalah senyum surga, tatapanmu adalah tatapan bidadari.”
Majas ini mengungkapkan bahwa senyum dan tatapan orang tersebut sangat indah, seperti senyum dan tatapan surga dan bidadari.
11. Majas Antitesis
Majas antitesis adalah suatu majas yang digunakan untuk mengungkapkan suatu kalimat dengan menggunakan perbandingan atau kontras. Contohnya adalah:
“Dia tajam lidahnya, tetapi lemah akalnya.”
Majas ini mengungkapkan bahwa orang tersebut bisa berbicara dengan tajam, tetapi akalnya lemah.
12. Majas Elipsis
Majas elipsis adalah suatu majas yang digunakan untuk menghilangkan kata-kata yang seharusnya ada dalam kalimat, tetapi sudah bisa dimengerti oleh pembaca atau pendengar. Contohnya adalah:
“Kamu makan nasi, saya makan mie.”
Majas ini menghilangkan kata “saya juga”, tetapi sudah bisa dimengerti bahwa pembicara juga sedang makan.
13. Majas Asosiasi
Majas asosiasi adalah suatu majas yang digunakan untuk menghubungkan suatu kata atau kalimat dengan suatu gambaran atau kesan tertentu. Contohnya adalah:
“Warna kuning memberikan kesan keceriaan.”
Majas ini menghubungkan warna kuning dengan kesan keceriaan, sehingga membentuk suatu gambaran atau kesan tertentu dalam pikiran pendengar atau pembaca.
14. Majas Hiperbola
Majas hiperbola adalah suatu majas yang digunakan untuk mengungkapkan suatu hal secara berlebihan atau melebih-lebihkan arti kata tersebut. Contohnya adalah:
“Saya menunggu kamu selama berabad-abad.”
Majas ini mengungkapkan bahwa orang tersebut menunggu sangat lama, tetapi diungkapkan secara berlebihan dengan mengatakan “selama berabad-abad”.
15. Majas Sinisme
Majas sinisme adalah suatu majas yang digunakan untuk mengungkapkan suatu hal dengan cara yang penuh dengan kebencian atau sindiran. Contohnya adalah:
“Kamu memang pandai, tetapi tidak beretika.”
Majas ini mengungkapkan bahwa meskipun orang tersebut pandai, tetapi tidak memiliki etika atau moral yang baik.
16. Majas Onomatope
Majas onomatope adalah suatu majas yang digunakan untuk menggambarkan suara dengan cara menirukan bunyi tersebut. Contohnya adalah:
“Kucingnya mengeluarkan suara meong.”
Majas ini menirukan suara kucing dengan kata “meong”.
17. Majas Interupsi
Majas interupsi adalah suatu majas yang digunakan untuk mengganggu atau memotong suatu pembicaraan yang sedang berlangsung. Contohnya adalah:
“Maaf, saya ingin mengajukan pertanyaan.”
Majas ini digunakan untuk memotong pembicaraan yang sedang berlangsung, agar pembicaraan bisa lebih fokus dan teratur.
18. Majas Aposiopesis
Majas aposiopesis adalah suatu majas yang digunakan untuk menghentikan suatu kalimat secara tiba-tiba, sehingga mengundang rasa penasaran dari pendengar atau pembaca. Contohnya adalah:
“Saya ingin mengatakan bahwa dia itu sangat…”
Majas ini menghentikan kalimat secara tiba-tiba, sehingga pendengar atau pembaca akan merasa penasaran dengan apa yang seharusnya diungkapkan.
19. Majas Anakolot
Majas anakolot adalah suatu majas yang digunakan untuk mengubah arah atau pola kalimat secara tiba-tiba, sehingga terkesan sedikit tidak teratur. Contohnya adalah:
“Saya ingin makan pizza, karena pizza itu enak sekali. Tapi sebenarnya, saya lebih suka makan nasi goreng.”
Majas ini mengubah arah kalimat secara tiba-tiba, sehingga terkesan sedikit tidak teratur.
20. Majas Kiasan
Majas kiasan adalah suatu majas yang digunakan untuk mengungkapkan suatu hal dengan cara tidak langsung atau melalui perumpamaan. Contohnya adalah:
“Dia adalah matahari dalam hidupku.”
Majas ini mengungkapkan bahwa orang tersebut sangat penting dalam hidupnya, dengan cara menggunakan perumpamaan “matahari”.
21. Majas Parsprokopia
Majas parsprokopia adalah suatu majas yang digunakan untuk menggambarkan suatu benda atau orang dengan cara yang sangat detail. Contohnya adalah:
“Rumah itu memiliki atap yang tinggi, dinding yang kokoh, dan jendela yang besar-besar.”
Majas ini digunakan untuk menggambarkan rumah dengan cara yang sangat detail, sehingga pembaca atau pendengar bisa membayangkan rumah tersebut dengan baik.
22. Majas Prolepsis
Majas prolepsis adalah suatu majas yang digunakan untuk mengungkapkan suatu hal yang belum terjadi, tetapi diungkapkan seolah-olah sudah terjadi. Contohnya adalah:
“Ketika dia berhasil menyelesaikan ujian, dia merasa sangat senang.”
Majas ini mengungkapkan bahwa orang tersebut sudah berhasil menyelesaikan ujian, meskipun pada kenyataannya belum.
23. Majas Akromasia
Majas akromasia adalah suatu majas yang digunakan untuk mengubah atau memperhalus suatu kata yang kasar atau tidak pantas. Contohnya adalah:
“Dia adalah orang yang suka bercanda-biru.”
Majas ini digunakan untuk mengubah kata “bercanda kasar” menjadi “bercanda-biru”, sehingga terkesan lebih halus dan sopan.
24. Majas Tautologi
Majas tautologi adalah suatu majas yang digunakan untuk mengulang kata atau frasa yang sama, sehingga terkesan berlebihan atau tidak perlu. Contohnya adalah:
“Dia adalah orang yang sangat sangat pintar.”
Majas ini mengulang kata “sangat” dua kali, sehingga terkesan berlebihan atau tidak perlu.
25. Majas Antonomasia
Majas antonomasia adalah suatu majas yang digunakan untuk mengganti suatu kata dengan kata lain yang memiliki arti yang sama atau setara. Contohnya adalah:
“Dia adalah Einstein dalam bidang matematika.”
Majas ini mengganti nama orang yang diakui sebagai jenius dalam bidang matematika, dengan kata “Einstein”.
26. Majas Polisemi
Majas polisemi adalah suatu majas yang digunakan untuk menggambarkan suatu kata dengan menggunakan arti yang berbeda-beda. Contohnya adalah:
“Dia bermain kartu dengan hati-hati.”
Majas ini menggambarkan kata “hati-hati” dengan arti yang berbeda-beda, yaitu bermain kartu dengan hati yang tenang atau bermain kartu dengan hati yang hati-hati dalam mengambil keputusan.
27. Majas Klimaks
Majas klimaks adalah suatu majas yang digunakan untuk mengungkapkan suatu kalimat dengan cara yang semakin meningkat atau semakin kuat. Contohnya adalah:
“