Pendahuluan
Novel Ronggeng Dukuh Paruk yang ditulis oleh Ahmad Tohari adalah salah satu karya sastra terbaik di Indonesia. Novel ini menceritakan kisah seorang gadis desa yang menjadi penari ronggeng atau tarian erotis di desanya. Novel ini diangkat ke layar lebar dan menjadi film terkenal di Indonesia. Dalam novel ini terdapat banyak majas atau gaya bahasa yang menarik untuk dijelajahi. Artikel ini akan membahas beberapa majas yang ada dalam novel Ronggeng Dukuh Paruk Brainly.
Metafora
Metafora adalah gaya bahasa yang membandingkan dua hal yang sebenarnya berbeda dalam sebuah kalimat. Contohnya, “hidup ini seperti roda yang berputar”. Dalam novel Ronggeng Dukuh Paruk Brainly, terdapat beberapa metafora yang menarik seperti “matahari terbit di hatinya” yang menggambarkan kebahagiaan yang dirasakan oleh seorang tokoh dalam novel.
Personifikasi
Personifikasi adalah gaya bahasa yang memberikan sifat manusia kepada benda mati atau hewan. Contohnya, “angin berbisik di telingaku”.Dalam novel Ronggeng Dukuh Paruk Brainly, terdapat personifikasi pada saat penari ronggeng menari. Ahmad Tohari menuliskan, “kain putih itu menari-nari di atas lantai seperti seorang penari yang terpesona oleh irama musik”.
Simile
Simile adalah gaya bahasa yang membandingkan dua hal dengan menggunakan kata “seperti” atau “sebagaimana”. Contohnya, “aku merasa lelah seperti dihempaskan ombak”.Dalam novel Ronggeng Dukuh Paruk Brainly, terdapat simile pada saat tokoh utama merenungkan hidupnya. Ahmad Tohari menuliskan, “hidupku seperti telur ayam yang rapuh dan mudah pecah”.
Hiperbola
Hiperbola adalah gaya bahasa yang memberikan gambaran berlebihan dari suatu hal. Contohnya, “aku menunggu kamu selamanya”.Dalam novel Ronggeng Dukuh Paruk Brainly, terdapat hiperbola pada saat penari ronggeng merasa kesepian. Ahmad Tohari menuliskan, “kesepian itu seperti hujan deras yang tidak berhenti-henti”.
Ironi
Ironi adalah gaya bahasa yang menyampaikan makna yang berbeda dengan apa yang sebenarnya dimaksudkan. Contohnya, “cuaca panas, aku memakai jaket tebal”.Dalam novel Ronggeng Dukuh Paruk Brainly, terdapat ironi pada saat tokoh utama merasa bahagia karena menjadi penari ronggeng. Padahal, menjadi penari ronggeng dianggap sebagai pekerjaan yang rendah dan tidak terhormat di masyarakat.
Metonimi
Metonimi adalah gaya bahasa yang menggunakan kata lain untuk menggantikan kata yang sebenarnya dimaksudkan. Contohnya, “saya suka membaca Shakespeare” (Shakespeare di sini mengacu pada karya-karya Shakespeare).Dalam novel Ronggeng Dukuh Paruk Brainly, terdapat metonimi pada saat Ahmad Tohari menuliskan, “pakaian putih itu menjadi tanda kehormatan seorang penari ronggeng”. Pakaian putih di sini mengacu pada penari ronggeng itu sendiri.
Paralelisme
Paralelisme adalah gaya bahasa yang menggunakan pola kalimat dan kata yang sama untuk mengekspresikan ide yang berbeda. Contohnya, “saya suka membaca, menulis, dan berbicara di depan umum”.Dalam novel Ronggeng Dukuh Paruk Brainly, terdapat paralelisme pada saat Ahmad Tohari menuliskan, “ia menari, ia bernyanyi, ia menghibur para lelaki di desa”.
Epifora
Epifora adalah gaya bahasa yang menggunakan kata atau frasa yang sama di akhir beberapa kalimat. Contohnya, “aku suka berenang di kolam, aku suka berenang di laut, aku suka berenang di sungai”.Dalam novel Ronggeng Dukuh Paruk Brainly, terdapat epifora pada saat Ahmad Tohari menuliskan, “ia menari dengan tubuh yang lentur, ia menari dengan hati yang gembira, ia menari dengan jiwa yang terpancar”.
Antonomasia
Antonomasia adalah gaya bahasa yang menggunakan kata pengganti untuk menggantikan nama tokoh atau benda. Contohnya, “saya ingin menjadi sang raja”.Dalam novel Ronggeng Dukuh Paruk Brainly, terdapat antonomasia pada saat Ahmad Tohari menuliskan, “penari ronggeng itu adalah Matahari di desa”.
Simbolisme
Simbolisme adalah gaya bahasa yang menggunakan simbol atau lambang untuk menggambarkan suatu hal. Contohnya, bunga mawar yang melambangkan cinta.Dalam novel Ronggeng Dukuh Paruk Brainly, terdapat simbolisme pada saat penari ronggeng menari di atas panggung. Menari di atas panggung melambangkan kebebasan dan keberanian untuk mengekspresikan diri.
Kesimpulan
Majas dalam novel Ronggeng Dukuh Paruk Brainly sangatlah menarik dan membuat cerita menjadi lebih hidup. Ahmad Tohari mampu menggunakan berbagai macam majas dengan baik sehingga membuat pembaca lebih tertarik dan terlibat dalam cerita. Semua majas yang digunakan juga sangat sesuai dengan konteks cerita dan membuat cerita menjadi lebih bermakna.